Rabu, 26 Oktober 2011

Satu Hari Bersama Skandar Keynes ( One Day With Skandar Keynes )


Jderr !! Petir menyambar keras di telinga Angel. Wajahnya tak terlihat kaget sama sekali. Harusnya mala ini Virgo datang ke rumahnya. Virgo dan Angel memang sudah lama berteman. Dan malam ini acara tersebut gagal total. Angel lari ke kamar dan tidur di ranjang yang dipenuhi majalah-majalah. “Virgo jahat, masa cuma karna hujan dia gak datang.” Celetuk Angel.
            Di kamar Angel cuma bisa diam dan melamun sambil memikirkan Virgo. Tak sengaja poster Skandar Keynes miliknya terjatuh dari ranjang. Saat melihat poster itu seakan kemarahannya padam. “Skandar,” tanpa aba-aba Angel buka suara. “Pingin banget ngeliatwajah aslinya, pasti ganteng,” lanjut Angel. Angel memang nge-fans banget sama Skandar. Cowok kelahiran London ini gampang banget bikin Angel terpaku. “Tapi impossible banget gue bisa ketemu ama dia,” katanya tegas. Dilemparnya poster itu dan ia pun tidur.
*
            Di kelas, Angel duduk sebangku dengan Fero. Fero adalah anak orang kaya yang manja. Dan buruknya lagi dia cewek ternorak di kelas. Setiap ada hal baru, dia langsung teriak-teriak gak jelas di depan kelas. Fero sendiri tidak sadar bahwa teriakannya itu membuat sakit kepala. Baru dibicarakan, Fero langsung teriak-teriak, “Temen-temen tau gak? Aku mau ke Korea lo, ketemu SuJu.” Angel langsung kaget,”Hah? Korea? Enak banget,” ucapnya dalam hati.
            Saat bel istirahat berbunyi, Angel pergi menuju pohon mangga di depan kantin. Di sana Angel melihat Virgo datang menghampirinya. “Yah Virgo, apa sih maunya?” celetuk Angel.
            “Hai Angel,” sapa Virgo. Tak ada balasan dari Angel. Bukannya Angel marah dengan Virgo, ia hanya masih memikirkan impiannya untuk pergi ke London. “Bisa minta bantuan?” tiba-tiba Angel bicara. “Apa?” balas Virgo. “Kamu iri ya sama Fero, kamu juga ingin ke luar negeri seperti Fero kan?” lanjutnya. Angel hanya bisa mengangguk. Virgo sendiri sudah tahu kalau Angel ingin pergi ke London. Bel masuk pun berbunyi, dan pertemuan singkat itu terhenti begitu saja. “Sudah sana masuk,” kata Angel sambil pergi meninggalkan Virgo.
*
            Angel selalu berusaha membujuk mamanya agar ia bisa sekolah di Universitas Cambridge, dan bisa bertemu Skandar disana. Sayangnya, semua usaha itu tak membuahkan hasil.
            “Sudahlah, aku bukan orang kaya seperti Fero yang bisa pergi kemana pun ia mau,” gerutu Angel sambil berjalan ke kamarnya. Tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Dan di depan pintu sudah berdiri Virgo sambil membawa sebuah majalah.
            Di ruang tamu Angel, mereka berbicara. Dari awal kedatangan Virgo, Angel sudah curiga dengan majalah yang dibawa Virgo. “Apa yang kau bawa?” Tanya Angel. “Ini majalah yang bisa membantumu ke London,” jawabnya.”London?” telinga Angel terbelalak mendengarnya. Saat senyum itu datang, kekecewaan juga datang menghampiri.”Bagaimana bisa?” Tanya Angel kecewa. “Kau hanya perlu mengumpulkan 20 kupon majalah ini,” jawab Virgo semangat.
            20 kupon itu tidak sedikit, lagipula Angel takpunya majalah seperti Virgo. Yang ia punya hanya majalah yang semua isinya Skandar Keynes. “Itu gak mungkin Virgo,” ucap Angel sedih. “Tenang aku punya 10 kupon, kau hanya perlu mengumpulkan 10 lagi,” jawabnya. 10 kupon bagi Angel itu hal yang tidak terlalu sulit. Mungkin , Angel masih bisa mengumpulkan uang untuk membeli 10 majalah tersebut.
*
            Malam harinya di sebuah toko buku Angel mencari majalah berjudul SPORT milik Virgo. Setelah menemukannya, Angel melihat harga majalah itu. “100.000 untuk 10 majalah, tidak terlalu mahal bagiku,” ucap Angel senang. Di sela-sela kegembiraanya itu, Angel sempat berfikir, apakah ia bisa seberuntung itu? Hanya dengan kupon ia bisa pergi ke London. Dan pasti, tak hanya Angel yang melakuikan hal seperti ini.
            “Apa gak usah beli ya?” kata Angel ragu. “Beli aja deh, bodo mau dapet apa enggak,” lanjutnya. Semalaman, Angel tak bisa tidur. Ia sibuk menggunting kupon yang ada di majalah tadi. Pikirannya kini tak jauh dari London, seakan itu adalah rumah keduanya.
            Handphone Angel tiba-tiba berbunyi, “Virgo! Pas banget, halo go,” sapa Angelmemulai pembicaraan. “Udah dapet kuponnya?” Tanya Virgo. “Udah, besok antar aku ke kantor pos ya?” jawab Angel. “Oke teman,” kata Virgo sambil mematikan telfonnya. “Hah? Dimatiin? Kan masih mau nanya,” ucapnya sedih. Pikirannya kini semakin tak karuan.diambilnya selimut dan Angel pun tertidur.
*
            Keesokan harinya, mereka berdua berkumpul di kantor pos. saat ingin masuk, tiba-tiba Angel bicara, “Go apa aku bisa seberuntung itu, kan bukan Cuma aku yang ngelakuin hal kayak gini.” “Udah yakin aja,” balas Virgo yakin.
            Bagi Angel yakin itu gak cukup. Pemenangnya pasti diundi, dan itu butuh suatu keberuntungan. Jika dia gak beruntung, perjuangaanya selama ini sia-sia. “Tapi kan mencoba tidak ada salahnya,” celetuk Angel tiba-tiba. Anggapan itu kini membuatnya yakin bahwa keberuntungan akan jatuh padanya.
            Di dalam kantor pos sangat ramai, dan mereka semua adalah orang-orang yang punya tujuan sama seperti Angel. “Gila,rame banget, gimana biusa menang?” ucapnya kecewa. Pesimis sudah ada dalam dirinya. Seakan ia tidak yakin bahwa ia bisa menang. Wajahnya tegang, dan mulutnya mendadak bisu.
            “Angel udah tenang,” Virgo menenangkan. Tapi mau tidak mau ia harus memberanikan diri untuk mengirim kupon tersebut.
            “Ayo pulang, lusa kita lihat pengumumannya,” kata Virgo. “Aku gak yakin go, mending niat itu aku lupain aja,” balasnya kesal. “Eh jangan, udah optimis aja,” kata Virgoi lagi. Mau gimana lagi, Angel hanya bisa menunggu pengumuman itu.
*
            Dua hari kemudian, saat pengumuman itu tiba. Keadaan Angel tak berubah sama sekali. Virgo kembali menjemput Angel di rumahnya. Sekarang mereka bersiap menuju kantor pos. “Udah siap Angel?” Tanya Virgo. “Sedikit,” jawab Angel ragu. “Optimis ya, pasti menang kok,” balas Virgo.
            Kini mereka sudah sampai. Keadaanya masih sama seperti dua hari lalu, ramai sekali. “Aku tak bisa melihat kertas itu, ramai sekali disini,” kata Angel. “Tunggu ya, aku akan melihatnya,” balas Virgo.  “Baiklah.” Tapi disaat Angel merasa ragu akan pengumuman itu, terdengar teriakan yang memanggil namanya. “Angel, Angel, kau menang Angel, kau orang yang beruntung itu,” teriak Virgo dari jauh. “Aku menang?” kata Angel pada Virgo. Virgo mengangguk sambil tersenyum. Inikah yang namanya keberuntungan? Keajaiban? Atau hanya kebetulan? Pikirannya kini makin tak karuan.
”Terima kasih Virgo, tapi kapan aku berangkat?” Tanya Angel. “Minggu depan,” balasnya lagi. Angel masih belum bisa percaya kalau sebentar lagi ia akan bertemu Skandar, rasanya senag sekali. Tapi, bagaimana caranya Angel membalas kebaikan Virgo. Mungkin ia akan memikirkannya sepulang dari London.
*
            Seminggu telah berlalu, kini saatnya Angel pergi menuju London. Ditemani Virgo dan keluarganya, mereka berangkat ke bandara. Dan setibanya disana, Angel masih harus menunggu 1 jam lagi, karena pesawat berangkat pukul 10 pagi, dan ia tiba pukul 9 pagi.
            Satu jam pun telah berlalu, “Aku harus berangkat,” kata Angel sedih. “Hati-hati ya,” kata papa dan mama. “iya,” balas Angel. “Semoga bertemu Skandar ya,” ucap Virgo tersenyum. “Iya, pasti,” balas Angel. Sekarang Angel sudah ada di dalam pesawat. Perjalanan ke London memakan waktu sekitar 10jam. Waktu yang sangat lama, dan hiburan sangat sulit dicari disini.
            Tak lama pesawat pun lepas landas. Angel tak tau harus apa, ia hanya memandangi foto Skandar yang dibawanya. “Skandar Keynes, dia pemeran Edmund Pevensie di film Narnia. Film yang terkenal dengan Aslan sebagai peran utama,” itu cerita Angel kepada teman sebelahnya yang juga orang Indonesia. Namanya Rizka, bebeda dengan Angel, ia pergi ke London untuk meneruskan sekolahnya. Beruntunglah ada Rizka, tapi jika Rizka sedang malas bicara, Angel akan berusaha tidur ampai ia tiba di London.
*
            Pesawat akhirnya mendarat di airportLondon. Saat tiba di London, ternyata disana baru pukul 12 siang. “Seperti inikah London?” Tanya Angel kagum. “Kotayang selama ini aku impikan ada di depan mataku,” katanya dalam hati. Tiba di bandara, Angel menuju Sun Shine Hotel, hotel ini letaknya tak jauh dari Cambridge, dan hotel itu akan menjadi rumah sementara Angel.
            Hari pertama itu, Angel masih merapikan barang-barangnya. Serasa orang sibuk ia sampai lupa makan dan juga memberi kabar pada Virgo. Yang ada di otaknya sekarang Cuma Skandar, Skandar, dan Skandar.
            “Tapi London kan luas, Cambridge juga, apa bisa ketemu?” celetuk Angel tiba-tiba. Rasa putus asa memang sudah menghantui dirinya. Tapi apa daya Angel terlalu senang saat di Jakarta, hingga lupa akan hidupnya di London. Karena kita tidak akan tahu bagaimana nasib kita di negeri orang.
            “Lebih baik aku keluar mencari udara segar,” kata Angel yakin. Itu lebih baik daripada hanya berdiam diri di kamar. Angel juga harus beradaptasi dengan iklim London yang saat ini sedang dingin. “Mungkin aku harus membeli mantel,” jelasnya. Saat berjalan menuju toko, ia melihat seseorang yang tidak asing di matanya, sedang berdiri di halte bus.
            “Skandar!” tanpa perintah ia mendadak bicara. “Itu benar-benar Skandar, aku melihatnya sendiri,” lanjutnya. Di saat ia terpaku melihat Skandar, senyuman kandar mengarah padanya. ”Apa ini mimpi?” katanya sambil mencubit pipi. “Ini sungguhan ia tersenyum padaku.” Pipi Angel langsung memerah. Ia seakan tak bias bergerak sama sekali. Niatnya pergi ke toko mantel mungkin akan tertunda.
            Tiin…..tiin…tiiin. Suara klakson mobil itu menyadarkan Angel dari lamunannya. Langkah kakinya berjalan mundur menuju tepi jalan. Sepertinya Angel ingin menghampiri Skandar, tapi ia malah melamun di tengah jalan. “Sudahlah aku harus ke toko mantel,” katanya tegas.
            Tanpa basa-basi Angel segera pergi, karena udara disini semakin lama semakin dingin. Tapi di BARBARA SHOP, toko mantel yang didatangi Angel, suhunya sangat hangat. Dengan mudahnya Angel segera memilih mantelnya. “Modelnya bagus sekali, mungkin saat kubawa ke kelas, Fero akan iri padaku,” katanya sambil tertawa kecil.
            Setelah mendapatkan mantelnya, Angel menuju CAFETARIA untuk membeli makan malam. Sepertinya hari ini Angel hanya akan beristirahat dan menikmati kota London. Baru 2 hari kemudian Angel akan berusaha mencari Skandar. Dan besok ia akan memulainya.
*
            Dihari keduanya, Angel bangun sangat pagi. Sebab hari ini ia harus menjalankan misinya. “Ini hari keduaku, aku harus bertemu Skandar dengan cara apa pun,” katanya semangat. Kali ini, Angel harus memakai mantelnya, kalau tidak ia bisa mati kedinginan.
            Tujuan pertama Angel ialah rumah Skandar. Rumahnya terletak di daerah Highbury, London. Karena tidak tahu angkutan umum di London, Angel terpaksa naik taksi untuk pergi ke sana. “Berapa yang harus saya bayar?” Tanya Angel saat ingin membayar. “7 pounds sterling.” Jawab sang sopir. “Gila mahal banget, itu kan sama aja Rp 77.000,” katanya dalam hati. Setelah membayarnya, ia marah-marah sendiri di depan rumah Skandar. Itu karena uangnya habis untuk membayar taksi.
            Tanpa basa-basi, Angel segera memencet bel rumahnya. Rumah Skandar memang mewah tapi tidak terlalu berlebihan. Itu satu hal lagi yang membuat Angel suka pada Skandar. Tak lama, seorang satpam datang menghampiri Angel. “Ada yang bisa saya bantu?” tanyanya. “Apa ini rumah Skandar?” Angel mulai bicara. “ Iya benar, ada apa?” Tanya satpam lagi. “Aku ingin bertemu dengannya, aku temannya,” Angel terpaksa berbohong. “Dia tidak di rumah, dia sedang sekolah,” jawab sang satpam. “Oh terima kasih,” kata Angel kecewa. Berarti sekarang uahanya sia-sia aja. Apalagi ia sudah membayar mahal untuk taksi tadi. Jika Angel pergi ke sekolah Skandar, uangnya takkan cukup. Jadi ia memutuskan untuk pulang ke hotel, dan naik taksi lagi tentunya.
            Di dalam taksi, Angel ingin sekali menangis meski air matanya tak bia keluar. Ia hampir putus asa, karena besok malam ia harus kembali ke Jakarta. Dan sampai sekarang ia belum bertemu Skandar. Tiba di hotel, ia segera pergi ke kamar sambil meratapi nasibnya. “Besok aku harus ke Cambridge, semoga Skandar ada di sana,” katanya yakin. Setelah itu, ia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dan tertidur. Meski saat itu baru pukul 12.
*
            Hari ini hari terakhir Angel di London, karena nanti malam ia akan pulang ke Jakarta. Tentu waktu yang sangat singkat bagi kita, sebab kota seindah London hanya dinikmati dalam waktu 3 hari. Pasti kurang, dan Angel juga merasakan hal itu.
            “Aku berangkat jam 12 aja kali ya?” tiba-tiba Angel buka suara. “Mungkin aku takkan menunggu lama di Cambridge nanti,” lanjutnya. Jadi Angel hanya tidur di ranjang ambil menonton TV, itu pun hanya untuk mengisi waktu kosongnya.
            Jam sudah menunjukkan pukul 12. tapi Angel sudah bersiapdari jam 11 tadi. Sungguh orang yang tak bisa sabar. Dan kali ini, Angel juga harus naik taksi. Tapi biayanya tentu lebih murah, karena jaraknya tidak jauh dari hotel. Angel pun hanya perlu membayar 3 pounds sterling atau ekitar Rp 33.000. “Akhirnya uangku aman,” kata Angel tenang.
            Setibanya di Universitas Cambridge, Angel hanya bisa terpaku melihatnya. Kenapa? Karena ejak dulu ia ingin sekali sekolah di sini. “Lebih baik aku tunggu di luar saja,” katanya yakin. Sebab, jika Angel berusaha masuk, ia pasti akan diusir oleh satpam. Tapi udah 2jam menunggu, Skandar tidak muncul juga. Apalagi cuaca disana membuat tubuh Angel menggigil. Untuk mengurangi rasa dinginnya, Angel membeli segela kopi di kafe dekat sekolah. Tapi saat ia berjalan menuju tempat tadi, tiba-tiba ia menabrak seseorang. “Oh, maaf,” dengan refleks ia berkata sambil melihat orang tersebut. “Tak apa,” balasnya. Dan tahukah siapa yang Angel tabrak? Benar, ia menabrak Skandar Keynes. Tak bia digambarkan bagaimana perasannya aat ini.
            “Apa kau murid di sini?” Tanya Skandar tiba-tiba. “Tidak, aku datang dari Indonesia,” balas Angel. “Bagaimana kalau kita ke kafe, kau harus membeli kopi lagi,” katanya sambil tertawa. Serasa teman dekat, mereka berdua berjalan menuj kafe tadi.
            “Kau datang dari Indonesia?” Tanya Skandar saat mereka sedang duduk di meja sambil meminum kopi. “Iya, dank au haru tau kalau aku penggemarmu, aku Skandarian,” begitulah Skandar menyebut fansnya. “Benarkah, kalau begitu aku akan menemanimu untuk mengetahui kota London lebih jauh lagi, kau mau?” tanya Skandar. “Baiklah kalau begitu,” jawab Angel.
            Sayangnya mereka hanya pergi sampai pukul 5 sore. Sebenarnya Angel ingin lebih lama lagi bersamanya. Tapi jam 8 malam nanti, ia harus pergi ke bandara. “Kenapa gak dari kemarin ketemu sih?” Celetuk Angel dalam hati.
            “Ok sampai jumpa…….” Kalimatnya terhenti. “Angel” kata Angel melanjutkan. “Iya, maaf aku tidak tau namamu,” kata Skandar. “Tak apa, tapi maaf malam ini aku harus kembali ke Indonesia.” Kata Angel sedih. “Benarkah, kalau begitu senang bertemu denganmu Angel,” kata Skandar sambil berjalan pulang. “Senang bertemu denganmu juga,” balas Angel. Mungkin di satu sisi Angel merasa sedih, tapi di sisi lain, ia sangat senang bisa bertemu Skandar meski hanya sebentar.
            Dan di Jakarta nanti, jika kau bertemu Angel dan bertanya “Apa hal yang paling dia sukai?” Dengan lantang dan penuh senyum, Angel akan menjawab, “ONE DAY WITH SKANDAR KEYNES.

1 komentar:

  1. Emang nya ada majalah yg isinya skandar keynes?,kalok ada apa nama majalah nya?

    Tolong kasih tau y

    BalasHapus

Rabu, 26 Oktober 2011

Satu Hari Bersama Skandar Keynes ( One Day With Skandar Keynes )


Jderr !! Petir menyambar keras di telinga Angel. Wajahnya tak terlihat kaget sama sekali. Harusnya mala ini Virgo datang ke rumahnya. Virgo dan Angel memang sudah lama berteman. Dan malam ini acara tersebut gagal total. Angel lari ke kamar dan tidur di ranjang yang dipenuhi majalah-majalah. “Virgo jahat, masa cuma karna hujan dia gak datang.” Celetuk Angel.
            Di kamar Angel cuma bisa diam dan melamun sambil memikirkan Virgo. Tak sengaja poster Skandar Keynes miliknya terjatuh dari ranjang. Saat melihat poster itu seakan kemarahannya padam. “Skandar,” tanpa aba-aba Angel buka suara. “Pingin banget ngeliatwajah aslinya, pasti ganteng,” lanjut Angel. Angel memang nge-fans banget sama Skandar. Cowok kelahiran London ini gampang banget bikin Angel terpaku. “Tapi impossible banget gue bisa ketemu ama dia,” katanya tegas. Dilemparnya poster itu dan ia pun tidur.
*
            Di kelas, Angel duduk sebangku dengan Fero. Fero adalah anak orang kaya yang manja. Dan buruknya lagi dia cewek ternorak di kelas. Setiap ada hal baru, dia langsung teriak-teriak gak jelas di depan kelas. Fero sendiri tidak sadar bahwa teriakannya itu membuat sakit kepala. Baru dibicarakan, Fero langsung teriak-teriak, “Temen-temen tau gak? Aku mau ke Korea lo, ketemu SuJu.” Angel langsung kaget,”Hah? Korea? Enak banget,” ucapnya dalam hati.
            Saat bel istirahat berbunyi, Angel pergi menuju pohon mangga di depan kantin. Di sana Angel melihat Virgo datang menghampirinya. “Yah Virgo, apa sih maunya?” celetuk Angel.
            “Hai Angel,” sapa Virgo. Tak ada balasan dari Angel. Bukannya Angel marah dengan Virgo, ia hanya masih memikirkan impiannya untuk pergi ke London. “Bisa minta bantuan?” tiba-tiba Angel bicara. “Apa?” balas Virgo. “Kamu iri ya sama Fero, kamu juga ingin ke luar negeri seperti Fero kan?” lanjutnya. Angel hanya bisa mengangguk. Virgo sendiri sudah tahu kalau Angel ingin pergi ke London. Bel masuk pun berbunyi, dan pertemuan singkat itu terhenti begitu saja. “Sudah sana masuk,” kata Angel sambil pergi meninggalkan Virgo.
*
            Angel selalu berusaha membujuk mamanya agar ia bisa sekolah di Universitas Cambridge, dan bisa bertemu Skandar disana. Sayangnya, semua usaha itu tak membuahkan hasil.
            “Sudahlah, aku bukan orang kaya seperti Fero yang bisa pergi kemana pun ia mau,” gerutu Angel sambil berjalan ke kamarnya. Tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Dan di depan pintu sudah berdiri Virgo sambil membawa sebuah majalah.
            Di ruang tamu Angel, mereka berbicara. Dari awal kedatangan Virgo, Angel sudah curiga dengan majalah yang dibawa Virgo. “Apa yang kau bawa?” Tanya Angel. “Ini majalah yang bisa membantumu ke London,” jawabnya.”London?” telinga Angel terbelalak mendengarnya. Saat senyum itu datang, kekecewaan juga datang menghampiri.”Bagaimana bisa?” Tanya Angel kecewa. “Kau hanya perlu mengumpulkan 20 kupon majalah ini,” jawab Virgo semangat.
            20 kupon itu tidak sedikit, lagipula Angel takpunya majalah seperti Virgo. Yang ia punya hanya majalah yang semua isinya Skandar Keynes. “Itu gak mungkin Virgo,” ucap Angel sedih. “Tenang aku punya 10 kupon, kau hanya perlu mengumpulkan 10 lagi,” jawabnya. 10 kupon bagi Angel itu hal yang tidak terlalu sulit. Mungkin , Angel masih bisa mengumpulkan uang untuk membeli 10 majalah tersebut.
*
            Malam harinya di sebuah toko buku Angel mencari majalah berjudul SPORT milik Virgo. Setelah menemukannya, Angel melihat harga majalah itu. “100.000 untuk 10 majalah, tidak terlalu mahal bagiku,” ucap Angel senang. Di sela-sela kegembiraanya itu, Angel sempat berfikir, apakah ia bisa seberuntung itu? Hanya dengan kupon ia bisa pergi ke London. Dan pasti, tak hanya Angel yang melakuikan hal seperti ini.
            “Apa gak usah beli ya?” kata Angel ragu. “Beli aja deh, bodo mau dapet apa enggak,” lanjutnya. Semalaman, Angel tak bisa tidur. Ia sibuk menggunting kupon yang ada di majalah tadi. Pikirannya kini tak jauh dari London, seakan itu adalah rumah keduanya.
            Handphone Angel tiba-tiba berbunyi, “Virgo! Pas banget, halo go,” sapa Angelmemulai pembicaraan. “Udah dapet kuponnya?” Tanya Virgo. “Udah, besok antar aku ke kantor pos ya?” jawab Angel. “Oke teman,” kata Virgo sambil mematikan telfonnya. “Hah? Dimatiin? Kan masih mau nanya,” ucapnya sedih. Pikirannya kini semakin tak karuan.diambilnya selimut dan Angel pun tertidur.
*
            Keesokan harinya, mereka berdua berkumpul di kantor pos. saat ingin masuk, tiba-tiba Angel bicara, “Go apa aku bisa seberuntung itu, kan bukan Cuma aku yang ngelakuin hal kayak gini.” “Udah yakin aja,” balas Virgo yakin.
            Bagi Angel yakin itu gak cukup. Pemenangnya pasti diundi, dan itu butuh suatu keberuntungan. Jika dia gak beruntung, perjuangaanya selama ini sia-sia. “Tapi kan mencoba tidak ada salahnya,” celetuk Angel tiba-tiba. Anggapan itu kini membuatnya yakin bahwa keberuntungan akan jatuh padanya.
            Di dalam kantor pos sangat ramai, dan mereka semua adalah orang-orang yang punya tujuan sama seperti Angel. “Gila,rame banget, gimana biusa menang?” ucapnya kecewa. Pesimis sudah ada dalam dirinya. Seakan ia tidak yakin bahwa ia bisa menang. Wajahnya tegang, dan mulutnya mendadak bisu.
            “Angel udah tenang,” Virgo menenangkan. Tapi mau tidak mau ia harus memberanikan diri untuk mengirim kupon tersebut.
            “Ayo pulang, lusa kita lihat pengumumannya,” kata Virgo. “Aku gak yakin go, mending niat itu aku lupain aja,” balasnya kesal. “Eh jangan, udah optimis aja,” kata Virgoi lagi. Mau gimana lagi, Angel hanya bisa menunggu pengumuman itu.
*
            Dua hari kemudian, saat pengumuman itu tiba. Keadaan Angel tak berubah sama sekali. Virgo kembali menjemput Angel di rumahnya. Sekarang mereka bersiap menuju kantor pos. “Udah siap Angel?” Tanya Virgo. “Sedikit,” jawab Angel ragu. “Optimis ya, pasti menang kok,” balas Virgo.
            Kini mereka sudah sampai. Keadaanya masih sama seperti dua hari lalu, ramai sekali. “Aku tak bisa melihat kertas itu, ramai sekali disini,” kata Angel. “Tunggu ya, aku akan melihatnya,” balas Virgo.  “Baiklah.” Tapi disaat Angel merasa ragu akan pengumuman itu, terdengar teriakan yang memanggil namanya. “Angel, Angel, kau menang Angel, kau orang yang beruntung itu,” teriak Virgo dari jauh. “Aku menang?” kata Angel pada Virgo. Virgo mengangguk sambil tersenyum. Inikah yang namanya keberuntungan? Keajaiban? Atau hanya kebetulan? Pikirannya kini makin tak karuan.
”Terima kasih Virgo, tapi kapan aku berangkat?” Tanya Angel. “Minggu depan,” balasnya lagi. Angel masih belum bisa percaya kalau sebentar lagi ia akan bertemu Skandar, rasanya senag sekali. Tapi, bagaimana caranya Angel membalas kebaikan Virgo. Mungkin ia akan memikirkannya sepulang dari London.
*
            Seminggu telah berlalu, kini saatnya Angel pergi menuju London. Ditemani Virgo dan keluarganya, mereka berangkat ke bandara. Dan setibanya disana, Angel masih harus menunggu 1 jam lagi, karena pesawat berangkat pukul 10 pagi, dan ia tiba pukul 9 pagi.
            Satu jam pun telah berlalu, “Aku harus berangkat,” kata Angel sedih. “Hati-hati ya,” kata papa dan mama. “iya,” balas Angel. “Semoga bertemu Skandar ya,” ucap Virgo tersenyum. “Iya, pasti,” balas Angel. Sekarang Angel sudah ada di dalam pesawat. Perjalanan ke London memakan waktu sekitar 10jam. Waktu yang sangat lama, dan hiburan sangat sulit dicari disini.
            Tak lama pesawat pun lepas landas. Angel tak tau harus apa, ia hanya memandangi foto Skandar yang dibawanya. “Skandar Keynes, dia pemeran Edmund Pevensie di film Narnia. Film yang terkenal dengan Aslan sebagai peran utama,” itu cerita Angel kepada teman sebelahnya yang juga orang Indonesia. Namanya Rizka, bebeda dengan Angel, ia pergi ke London untuk meneruskan sekolahnya. Beruntunglah ada Rizka, tapi jika Rizka sedang malas bicara, Angel akan berusaha tidur ampai ia tiba di London.
*
            Pesawat akhirnya mendarat di airportLondon. Saat tiba di London, ternyata disana baru pukul 12 siang. “Seperti inikah London?” Tanya Angel kagum. “Kotayang selama ini aku impikan ada di depan mataku,” katanya dalam hati. Tiba di bandara, Angel menuju Sun Shine Hotel, hotel ini letaknya tak jauh dari Cambridge, dan hotel itu akan menjadi rumah sementara Angel.
            Hari pertama itu, Angel masih merapikan barang-barangnya. Serasa orang sibuk ia sampai lupa makan dan juga memberi kabar pada Virgo. Yang ada di otaknya sekarang Cuma Skandar, Skandar, dan Skandar.
            “Tapi London kan luas, Cambridge juga, apa bisa ketemu?” celetuk Angel tiba-tiba. Rasa putus asa memang sudah menghantui dirinya. Tapi apa daya Angel terlalu senang saat di Jakarta, hingga lupa akan hidupnya di London. Karena kita tidak akan tahu bagaimana nasib kita di negeri orang.
            “Lebih baik aku keluar mencari udara segar,” kata Angel yakin. Itu lebih baik daripada hanya berdiam diri di kamar. Angel juga harus beradaptasi dengan iklim London yang saat ini sedang dingin. “Mungkin aku harus membeli mantel,” jelasnya. Saat berjalan menuju toko, ia melihat seseorang yang tidak asing di matanya, sedang berdiri di halte bus.
            “Skandar!” tanpa perintah ia mendadak bicara. “Itu benar-benar Skandar, aku melihatnya sendiri,” lanjutnya. Di saat ia terpaku melihat Skandar, senyuman kandar mengarah padanya. ”Apa ini mimpi?” katanya sambil mencubit pipi. “Ini sungguhan ia tersenyum padaku.” Pipi Angel langsung memerah. Ia seakan tak bias bergerak sama sekali. Niatnya pergi ke toko mantel mungkin akan tertunda.
            Tiin…..tiin…tiiin. Suara klakson mobil itu menyadarkan Angel dari lamunannya. Langkah kakinya berjalan mundur menuju tepi jalan. Sepertinya Angel ingin menghampiri Skandar, tapi ia malah melamun di tengah jalan. “Sudahlah aku harus ke toko mantel,” katanya tegas.
            Tanpa basa-basi Angel segera pergi, karena udara disini semakin lama semakin dingin. Tapi di BARBARA SHOP, toko mantel yang didatangi Angel, suhunya sangat hangat. Dengan mudahnya Angel segera memilih mantelnya. “Modelnya bagus sekali, mungkin saat kubawa ke kelas, Fero akan iri padaku,” katanya sambil tertawa kecil.
            Setelah mendapatkan mantelnya, Angel menuju CAFETARIA untuk membeli makan malam. Sepertinya hari ini Angel hanya akan beristirahat dan menikmati kota London. Baru 2 hari kemudian Angel akan berusaha mencari Skandar. Dan besok ia akan memulainya.
*
            Dihari keduanya, Angel bangun sangat pagi. Sebab hari ini ia harus menjalankan misinya. “Ini hari keduaku, aku harus bertemu Skandar dengan cara apa pun,” katanya semangat. Kali ini, Angel harus memakai mantelnya, kalau tidak ia bisa mati kedinginan.
            Tujuan pertama Angel ialah rumah Skandar. Rumahnya terletak di daerah Highbury, London. Karena tidak tahu angkutan umum di London, Angel terpaksa naik taksi untuk pergi ke sana. “Berapa yang harus saya bayar?” Tanya Angel saat ingin membayar. “7 pounds sterling.” Jawab sang sopir. “Gila mahal banget, itu kan sama aja Rp 77.000,” katanya dalam hati. Setelah membayarnya, ia marah-marah sendiri di depan rumah Skandar. Itu karena uangnya habis untuk membayar taksi.
            Tanpa basa-basi, Angel segera memencet bel rumahnya. Rumah Skandar memang mewah tapi tidak terlalu berlebihan. Itu satu hal lagi yang membuat Angel suka pada Skandar. Tak lama, seorang satpam datang menghampiri Angel. “Ada yang bisa saya bantu?” tanyanya. “Apa ini rumah Skandar?” Angel mulai bicara. “ Iya benar, ada apa?” Tanya satpam lagi. “Aku ingin bertemu dengannya, aku temannya,” Angel terpaksa berbohong. “Dia tidak di rumah, dia sedang sekolah,” jawab sang satpam. “Oh terima kasih,” kata Angel kecewa. Berarti sekarang uahanya sia-sia aja. Apalagi ia sudah membayar mahal untuk taksi tadi. Jika Angel pergi ke sekolah Skandar, uangnya takkan cukup. Jadi ia memutuskan untuk pulang ke hotel, dan naik taksi lagi tentunya.
            Di dalam taksi, Angel ingin sekali menangis meski air matanya tak bia keluar. Ia hampir putus asa, karena besok malam ia harus kembali ke Jakarta. Dan sampai sekarang ia belum bertemu Skandar. Tiba di hotel, ia segera pergi ke kamar sambil meratapi nasibnya. “Besok aku harus ke Cambridge, semoga Skandar ada di sana,” katanya yakin. Setelah itu, ia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dan tertidur. Meski saat itu baru pukul 12.
*
            Hari ini hari terakhir Angel di London, karena nanti malam ia akan pulang ke Jakarta. Tentu waktu yang sangat singkat bagi kita, sebab kota seindah London hanya dinikmati dalam waktu 3 hari. Pasti kurang, dan Angel juga merasakan hal itu.
            “Aku berangkat jam 12 aja kali ya?” tiba-tiba Angel buka suara. “Mungkin aku takkan menunggu lama di Cambridge nanti,” lanjutnya. Jadi Angel hanya tidur di ranjang ambil menonton TV, itu pun hanya untuk mengisi waktu kosongnya.
            Jam sudah menunjukkan pukul 12. tapi Angel sudah bersiapdari jam 11 tadi. Sungguh orang yang tak bisa sabar. Dan kali ini, Angel juga harus naik taksi. Tapi biayanya tentu lebih murah, karena jaraknya tidak jauh dari hotel. Angel pun hanya perlu membayar 3 pounds sterling atau ekitar Rp 33.000. “Akhirnya uangku aman,” kata Angel tenang.
            Setibanya di Universitas Cambridge, Angel hanya bisa terpaku melihatnya. Kenapa? Karena ejak dulu ia ingin sekali sekolah di sini. “Lebih baik aku tunggu di luar saja,” katanya yakin. Sebab, jika Angel berusaha masuk, ia pasti akan diusir oleh satpam. Tapi udah 2jam menunggu, Skandar tidak muncul juga. Apalagi cuaca disana membuat tubuh Angel menggigil. Untuk mengurangi rasa dinginnya, Angel membeli segela kopi di kafe dekat sekolah. Tapi saat ia berjalan menuju tempat tadi, tiba-tiba ia menabrak seseorang. “Oh, maaf,” dengan refleks ia berkata sambil melihat orang tersebut. “Tak apa,” balasnya. Dan tahukah siapa yang Angel tabrak? Benar, ia menabrak Skandar Keynes. Tak bia digambarkan bagaimana perasannya aat ini.
            “Apa kau murid di sini?” Tanya Skandar tiba-tiba. “Tidak, aku datang dari Indonesia,” balas Angel. “Bagaimana kalau kita ke kafe, kau harus membeli kopi lagi,” katanya sambil tertawa. Serasa teman dekat, mereka berdua berjalan menuj kafe tadi.
            “Kau datang dari Indonesia?” Tanya Skandar saat mereka sedang duduk di meja sambil meminum kopi. “Iya, dank au haru tau kalau aku penggemarmu, aku Skandarian,” begitulah Skandar menyebut fansnya. “Benarkah, kalau begitu aku akan menemanimu untuk mengetahui kota London lebih jauh lagi, kau mau?” tanya Skandar. “Baiklah kalau begitu,” jawab Angel.
            Sayangnya mereka hanya pergi sampai pukul 5 sore. Sebenarnya Angel ingin lebih lama lagi bersamanya. Tapi jam 8 malam nanti, ia harus pergi ke bandara. “Kenapa gak dari kemarin ketemu sih?” Celetuk Angel dalam hati.
            “Ok sampai jumpa…….” Kalimatnya terhenti. “Angel” kata Angel melanjutkan. “Iya, maaf aku tidak tau namamu,” kata Skandar. “Tak apa, tapi maaf malam ini aku harus kembali ke Indonesia.” Kata Angel sedih. “Benarkah, kalau begitu senang bertemu denganmu Angel,” kata Skandar sambil berjalan pulang. “Senang bertemu denganmu juga,” balas Angel. Mungkin di satu sisi Angel merasa sedih, tapi di sisi lain, ia sangat senang bisa bertemu Skandar meski hanya sebentar.
            Dan di Jakarta nanti, jika kau bertemu Angel dan bertanya “Apa hal yang paling dia sukai?” Dengan lantang dan penuh senyum, Angel akan menjawab, “ONE DAY WITH SKANDAR KEYNES.

1 komentar:

  1. Emang nya ada majalah yg isinya skandar keynes?,kalok ada apa nama majalah nya?

    Tolong kasih tau y

    BalasHapus